Fenomena Usaha
- Home
- Tentang Kami
- Kategori
-
Alat Musik
Arsitek
Art dan Gallery
Bahan Kue
Bendera
Boneka
Celana
Edukasi
Ekspedisi
Fashion
Filantropi
Food & Kuliner
Furnitur
Herbal
Hewan
Hiburan
Hobby
Industri
Info Dongkrak
Jam Tangan
Jasa
- Aqiqah
- Arsitek
- Aspal jalan
- Asuransi
- Bengkel Las
- Buang puing
- Cleaning service
- Cuci Karpet
- Cuci Sofa
- Dekorasi Masjid
- Desain Interior
- Ekspedisi
- Gerobak custome
- Instalasi
- Jasa Kontraktor
- Jasa lain-lain
- Jasa Pengelolaan Limbah B3
- Jasa Perijinan
- Jasa Photografi
- Jasa Sumur Bor
- Kalibrasi timbangan
- Konstruksi
- Konsultan
- Konsultan branding
- Kontraktor
- Kontraktor Kolam
- Konveksi
- Logistik
- Pasang Stiker
- Percetakan
- Politik
- Pondasi bore pile
- Psikolog
- Renovasi
- Sablon
- Sedot WC
- Service
- Service AC
- Service Kamera
- Service Sofa
- Sewa Alat Dekorasi
- Sewa Alat Pesta
- Survey Geofisika
- Travel agent
- Tukang taman
- Urug Tanah
Kacamata
Kasur
Kecantikan
Komputer
Madu
Make Up Artist
Material
Mesin Produksi
Obat oles
Otomotif
Parfum
Peluang Bisnis
Pendidikan
Penjernih Air
Perhiasan
Pertanian
Pest Control
POMPA
Properti
Rempah-rempah
Rumah
Rumah Tangga
Safety
Sayur dan Buah
Sewa Mobil dan Bus
Software
Speaker
Ternak
Topi
Tour and travel
Vitamin
-
- Kontak
- Cari
Bimbingan belajar
- Home
- Bimbingan belajar
Sivalie Learning Circle- Medan Sunggal
les yuk
Detail Produk
Dinding Kelas Rasa Cokelat
Tiba-tiba dinding pojok kelas ada bekas cokelat yang meleleh. Bu Guru tanya, “Siapa yang nempel-nempelin cokelat ke tembok?” Aldi angkat tangan, “Aku, Bu. Soalnya aku mau bikin kelas rasa Kinder Joy.”
Dia nempelin sisa cokelat biar bisa dicium-cium kalau bosan belajar. Teman-temannya ikut-ikutan nempel bekas permen, dan kelas berubah jadi museum makanan sisa. Sejak itu, aturan baru muncul: “Cokelat ke mulut, bukan ke tembok.”
